Kamis, 15 Juli 2010

secuil (keberhasilan) ruang publik

bruuum!!….bruumm!! suara mobil bersahutan seolah mengiringi dan merayakan betapa lapang ruang bagi mereka di kota Surabaya ini, sebuah kedigdayaan kendaraan atas ruang “hidup” mereka…… jalan-jalan di kota ini begitu pesatnya, lalu ditopang pesatnya pertumbuhan jumlah Mall di kota ini, yang kian hari makin seru saja…hahaha, sampai lupa sekarang Surabaya sudah punya berapa Mall….„

16 July 2010, sebuah perayaan kecil saya lakukan atas pengumuman nilai Tugas Akhir, Alhamdulillah saya mendapat nilai A, sebuah nilai yang sejatinya bukan tujuan tapi saya anggap sebagai bonus, Pusat Seni Kontemporer, =) mendadak ketika saya mencoba mengunjungi skatepark didaerah Surabaya Plaza, yang berisi manusia-manusia bahagia dengan riuh tawanya melompat dengan skateboardnya *rindu masa kecil, jelek2 gini saya seorang inlineskater wkt kecil sebelum tangan kiri saya patah dan saya g boleh maen lagi*…„ atau berjumpalitan dengan bmx-nya, atau sekedar menonton……..

Teringat sidang saya„ Konsep…. “kenapa floating??” sebab ruang/celah dibawahnya diharapkan, menjadi sbuah zakat dari design ini untuk masyarakat kota, yang “miskin” ruang interaksi………„ ruang publik dimana bisa saling berjumpa menyapa, mengenal, atau sekedar beristirahat dari kejenuhan pekerjaan……„ dan lambat laun, karena terbiasa nyaman berada di daerah Pusat Seni maka tempat apresiasi Seni yang biasanya lebih mirip “makam” karena sangat sepi, karena sedikitnya tingkat apresiasi seni dikota ini khususnya seni rupa *berdasarkan pengalaman saya sering sekali pulang lagi karena datang ke pameran lukis, namun begitu sepi*

Sebuah “zakat” ruang,……itu konsep TA sy =)…yang mengundang orang dan pada akhirnya pendidikan apresiasi seni bisa dilakukan =)

Hmmmm„ kembali ke topik jalan ke skatepark, ada sebuah sensasi yang berbeda dan sangat meluap-luap, ketika berada di sana, sebuah ruang interaksi yang “jujur”… di mana mereka datang atas nama mereka, dengan jati diri mereka dari kehidupan mereka masing-masing, tidak terbiaskan seperti yang saya temui di MALL/Shopping MALL, bukan sesuatu yang salah memang, namun, ada kalanya kita perlu ruang2 yang lebih jujur seperti itu oleh sebab itu =)

keberhasilan bberapa taman kota di surabaya, harus kita dukung, dan itu bukti bahwa kita butuh itu =)

"When shopping Malls replace public space as
a meeting place for people, it is a symptom that a city is ill."

Enrique PeƱalosa




Senin, 05 Juli 2010

why we need "pusat seni kontemporer", my reason of ... :)"


LATAR BELAKANG

Dunia terus berputar, begitu juga perkembangan zaman yang ada, semakin maju dan mengglobal. Kehidupan manusia pun semakin dinamis, teknologi semakin berkembang pesat, dan terus membuat manusia semakin sibuk dan sibuk, terkadang kesibukan era globalisasi ternyata terkadang membuat manusia cenderung memikirkan hal-hal yang “rasional” dan materi belaka. Hal-hal seperti ini tentunya bukanlah hal yang ideal sebab manusia sedikit demi sedikit semakin kehilangan “sisi” perasaan, tentang emosi, apa yang dirasa.

Manusia semakin lama secara tidak sadar membiarkan sisi “rasa” mereka tergerus oleh perkembangan zaman yang cenderung “fisik/rasional”, padahal sebagai manusia keseimbangan dua hal tersebut adalah mutlak dibutuhkan, bukankah sebagai manusia sebenarnya kita pasti juga mempunyai secuil rasa seni? Bukankah setiap manusia juga menyukai keindahan?. Berkenaan dengan uraian di atas, ada harapan besar dari era perkembangan teknologi serta IT yang pesat ini berjala beriringan dengan selaras dengan perkembangan seni karya anak bangsa, agar tidak terjadi hal yang dikhawatirkan selama ini dimana terjadi seni perlahan tenggelam dan semakin tergerus dengan kemajuan teknologi.

Kemajuan zaman seharusnya justru berpeluang membuat seni semakin berkembang, sebab seni juga merupakan kebutuhan manusia, dan majunya teknologi akan berpengaruh besar terhadap metoda pengkaryaan sebuah karya seni, peluang ini seharusnya segera diakomodir agar insan-insan seni memiliki wadah untuk bisa tetap berkreasi bahkan justru lebih baik.

Wadah bagi kebutuhan akan karya seni, serta tempat apresiasi tampaknya sudah bukan lagi pilihan namun suatu kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi, sehingga sebuah wadah yang bernama Pusat Seni Kontemporer, dimana wadah ini mewadahi kegiatan sen baik berupa pameran maupun transaksi jual beli maupun workshop, sehingga diharapkan keberadaannya mampu menstimulus kembali perkembangan dunia seni untuk kembali menggeliat (khususnya seni rupa kontemporer), serta diharapkan keberadaanya mampu menjadi magnet untuk bergemanya kembali gaung pariwisata di Jawa Timur.

Keprihatinan akan minimnya ruang publik, non dept. store, juga mendasari dimunculkannya proyek ini dimana diharapkan muncul sebuah destinasi wisata baru bagi masyarakat urban Surabaya khususnya, lebih-lebih dikenal oleh masyarakat diluar, sehingga muncul sebuah ikon baru kota.

Surabaya, sebuah kota terbesar di Indonesia, memiliki sebuah ironi yang sangat-sangat mengenaskan,... telah terjadi pergeseran makna akan destinasi yang dijadikan sebagai ruang publik, sebuah hal yang ironis.... mengingat kota-kota lain sudah "memulai"... jakarta dengan taman ismail marzukinya, bandung dengan bbrapa galerinya, "nu art..., n lainya.."....,

padahal seorang ahli urban, pernah mengatakan "sebuah kota yang berinteraksi dan menjadikan Mall sebagai ruang publik utamanya, berarti sebuah kota tersebut sedang sakit,.....

Lalu bagaimana dengan apresiasi terhadap seni rupa di surabaya, yang sangat bisa dikatakan minim, lalu berdasarkan itulah muncul konsep, mencipta ruang publik + mendidik masyarakat cinta akan seni, ...... muncullah sebuah cita-cita kami...
Sebuah Destinasi yang bisa menjadi sebuha landmark baru, dan kebanggan kota, serta mampu membangkitkan denyut nadi ruang publik kota, sembari menguatkan slogan kota "Surabaya bersih dan Hijau"..., memanipulasi ruang hijau, sebuah arsitektur "plaza hijau" serta tempat 'mengapresiasi"
What's Next??............

bout concept??.... tunggu posting berikutnya :)

"ketika sebuah silhoutte masa lalu hadir kembali dalam dinamika modern building..."

Hmmm, slhoutte oh silhoutte ^.^
Sebuah Budaya yang mendasari sebuah Arsitektur simbolis, meski sederhana, namun pemikiran dasar yang mendasari silhoutte menjadi sebuah arahan penting design rancang ini, Kisho Kurokawa, kami mencoba menghadirkan "re-inventing past and present.."
Sebuah proyek modern building yang mewadahi kegiatan kuliner nusantara khususnya Jawa Timur, serta sentra kerjainan,......

Design process can be fun... :)

1. Tampilan fasade dari sisi, Jalan tunjungan, mengadopsi sebuah unsur design "horizontalisme".. yang dijadikan ide bentuk, yang tentu saja mengalami transformasi design
2. simbol "DINAMISME"... dri sisi transformasi design sederhana rumah adat... (jln. embong malang surabaya)
3.night view
Konsep dasar....
Konsep........

preseden europen style :clubhouse by lima architect...

rismabuana: crafting n east java culinary

rismabuana: crafting n east java culinary: "sebuah design, di sebuah kota Surabaya, sebuah expressi ruang melalui setback yang memperkuat expressi, symbol sisi urban modern traditiona..."

crafting n east java culinary


sebuah design, di sebuah kota Surabaya, sebuah expressi ruang melalui setback yang memperkuat expressi, symbol sisi urban modern traditional, sebuah bentukan yang diadopsi dari expressi, rumah panggung dan expressi "jendela terbuka" rumah adat nusantara