Senin, 05 Juli 2010

why we need "pusat seni kontemporer", my reason of ... :)"


LATAR BELAKANG

Dunia terus berputar, begitu juga perkembangan zaman yang ada, semakin maju dan mengglobal. Kehidupan manusia pun semakin dinamis, teknologi semakin berkembang pesat, dan terus membuat manusia semakin sibuk dan sibuk, terkadang kesibukan era globalisasi ternyata terkadang membuat manusia cenderung memikirkan hal-hal yang “rasional” dan materi belaka. Hal-hal seperti ini tentunya bukanlah hal yang ideal sebab manusia sedikit demi sedikit semakin kehilangan “sisi” perasaan, tentang emosi, apa yang dirasa.

Manusia semakin lama secara tidak sadar membiarkan sisi “rasa” mereka tergerus oleh perkembangan zaman yang cenderung “fisik/rasional”, padahal sebagai manusia keseimbangan dua hal tersebut adalah mutlak dibutuhkan, bukankah sebagai manusia sebenarnya kita pasti juga mempunyai secuil rasa seni? Bukankah setiap manusia juga menyukai keindahan?. Berkenaan dengan uraian di atas, ada harapan besar dari era perkembangan teknologi serta IT yang pesat ini berjala beriringan dengan selaras dengan perkembangan seni karya anak bangsa, agar tidak terjadi hal yang dikhawatirkan selama ini dimana terjadi seni perlahan tenggelam dan semakin tergerus dengan kemajuan teknologi.

Kemajuan zaman seharusnya justru berpeluang membuat seni semakin berkembang, sebab seni juga merupakan kebutuhan manusia, dan majunya teknologi akan berpengaruh besar terhadap metoda pengkaryaan sebuah karya seni, peluang ini seharusnya segera diakomodir agar insan-insan seni memiliki wadah untuk bisa tetap berkreasi bahkan justru lebih baik.

Wadah bagi kebutuhan akan karya seni, serta tempat apresiasi tampaknya sudah bukan lagi pilihan namun suatu kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi, sehingga sebuah wadah yang bernama Pusat Seni Kontemporer, dimana wadah ini mewadahi kegiatan sen baik berupa pameran maupun transaksi jual beli maupun workshop, sehingga diharapkan keberadaannya mampu menstimulus kembali perkembangan dunia seni untuk kembali menggeliat (khususnya seni rupa kontemporer), serta diharapkan keberadaanya mampu menjadi magnet untuk bergemanya kembali gaung pariwisata di Jawa Timur.

Keprihatinan akan minimnya ruang publik, non dept. store, juga mendasari dimunculkannya proyek ini dimana diharapkan muncul sebuah destinasi wisata baru bagi masyarakat urban Surabaya khususnya, lebih-lebih dikenal oleh masyarakat diluar, sehingga muncul sebuah ikon baru kota.

Surabaya, sebuah kota terbesar di Indonesia, memiliki sebuah ironi yang sangat-sangat mengenaskan,... telah terjadi pergeseran makna akan destinasi yang dijadikan sebagai ruang publik, sebuah hal yang ironis.... mengingat kota-kota lain sudah "memulai"... jakarta dengan taman ismail marzukinya, bandung dengan bbrapa galerinya, "nu art..., n lainya.."....,

padahal seorang ahli urban, pernah mengatakan "sebuah kota yang berinteraksi dan menjadikan Mall sebagai ruang publik utamanya, berarti sebuah kota tersebut sedang sakit,.....

Lalu bagaimana dengan apresiasi terhadap seni rupa di surabaya, yang sangat bisa dikatakan minim, lalu berdasarkan itulah muncul konsep, mencipta ruang publik + mendidik masyarakat cinta akan seni, ...... muncullah sebuah cita-cita kami...
Sebuah Destinasi yang bisa menjadi sebuha landmark baru, dan kebanggan kota, serta mampu membangkitkan denyut nadi ruang publik kota, sembari menguatkan slogan kota "Surabaya bersih dan Hijau"..., memanipulasi ruang hijau, sebuah arsitektur "plaza hijau" serta tempat 'mengapresiasi"
What's Next??............

bout concept??.... tunggu posting berikutnya :)

1 komentar: